INI DIA ILMU SEJATI UNGKU SALIAH YANG KIAN LANGKA

Nama Ungku saliah bagi kalangan masyarakat Minang sama sekali tidak asing. Ya, apabila anda berkunjung ke rumah makan Minang yang dimiliki orang Piaman, anda akan mudah menemukan foto seorang kakek yang memakai kopiah dengan pandangan yang teduh bersahaja. Kakek itu adalah Ungku Saliah, ulama kenamaan Piaman dari Sungai Saghiak.

Ada banyak cerita tentang ulama satu ini. Sebagian besar yang beredar di tengah masyarakat adalah tentang karomah beliau yang konon mampu berjalan diatas air, sampai tak basah kena hujan. Beliau juga disebut-sebut memiliki ilmu mampu membagi diri sehingga dapat hadir dan berceramah di dua atau tiga surau secara sekaligus. Banyaknya saksi hidup yang mengaku pernah melihat langsung kejadian-kejadian di luar nalar tersebut, membuat keyakinan akan karomah Ungku Saliah menjadi kental di tengah masyarakat Piaman hingga kini.

Namun, suatu ketika penulis pernah mendapat cerita lain tentang Ungku Saliah. Adalah Buya Hamidi, seorang ulama senior Padang Panjang yang bercerita kepada penulis tentang "karomah" Ungku Saliah yang mudah diterima nalar awam. Ungku Saliah, kata sang ulama adalah sosok sangat sederhana yang piawai dalam berdagang. Beliau sama sekali tidak pandai memainkan timbangan, menipu pelanggan dengan menipu tentang kualitas dagangan atau praktek-praktek curang lainnya.

Nah, itulah dia ilmu sejati sang Ungku. Jujur! Kejujuran adalah hal mendasar yang menurut Ungku Saliah harus dijunjung setiap pedagang apabila ingin sukses. "Misalnya kalau lagi musim semangka, maka Ungku Saliah pun akan berjualan semangka. Dia berdakwah dengan cara mempraktekkan langsung bagaimana itu berdagang dengan jujur," sebut Buya Hamidi.

Tapi praktek perdagangan Ungku Saliah sama sekali berbeda dengan apa yang dilakukan sebagian pedagang ketika itu. Ia punya modal kecil. Akibatnya semangka yang ia jualpun bukan semangka kelas 1. Tapi pembeli suka berbelanja dengan Ungku Saliah. Kenapa? karena Ungku Saliah berani buka-bukaan soal dagangannya. Ia bahkan memperbolehkan pembeli mencicip sendiri, atau mencongkel buah yang ia jual untuk tau bagaimana kualitas isinya. Konon, inilah awal mula sejarah "bataweh" sebuah tradisi berjual buah ala Piaman, dimana pedagang boleh mencicipi buah dengan mencongkel kulitnya.

Sementara pedagang lain justru ada yang menipu. Buah yang dipamerkan kualitasnya tampak bagus. Namun ketika ada yang membeli, ia pilihkan yang tidak bagus. Akibatnya orang membeli buah murahan dengan harga mahal.

Kenapa Ungku Saliah bisa dapat untung dengan berjualan secara "lurus tabung" ini? Bila dihitung penjualan per buah, memang keuntungan ungku Saliah sangat sedikit, bahkan kerap beliau rugi atau hanya "pulang pokok" saja. Tapi, inilah cara berpromosi yang paling mangkus sepanjang masa. Orang jadi percaya pada Ungku Saliah. Jadi, sebelum jatuh cinta pada barang jualan, pembeli telah dibuat jatuh cinta terlebih dahulu pada penjualnya. Pembeli yang sudah kecewa dengan pedagang curang, berbondong-bondong membeli dagangan Ungku Saliah. Ketika Ungku Saliah beralih jualan ke buah-buah atau benda-benda lain, orang tetap mencari dagangang yang dijual Ungku Saliah itu. Akumulasi untung dalam jangka mingguan atau bulanan akhirnya membengkak. Disitulah kesuksesan finansial bisa diraup.

Jujur adalah ilmu sejati Ungku Saliah yang dapat dipelajari semua orang. Tapi apakah ilmu ini dapat dipraktekkan dengan mudah? Zaman sekarang kita harus berupaya keras agar dapat menerapkan kejujuran secara istiqomah.Jujur kian langka saja rasanya.


Masih banyak ajaran Ungku Saliah yang terselip pada praktek sehari-hari yang beliau terapkan. Penulis akan mengulas pada tulisan lain setelah ini. Selamat berdagang. Semoga dapat menerapkan ilmu sejati Ungku Saliah ini. (Ajo Wayoik)

Comments